Setelah sukses dengan hajatan yang pertama, komunitas Total Suffer Community (TSC) kembali menggelar Road To Malang Underground Fest #2. Kali ini acaranya mengambil venue di Vivace Cafe Malang, nanti malam (10/04), mulai pukul 18.00 WIB.
Setelah melalui proses kurasi CD demo/album, observasi kecil-kecilan, serta diskusi internal para agen rahasia, akhirnya sejumlah nama telah dipastikan akan mengisi panggung kecil pada hari itu. Mereka adalah Hellhound, Karat, Predator, Courvoishit #7, Children of Terror, serta Mobster.
“Kami sempat kewalahan mengkurasi CD-CD yang yang masuk. Lumayan banyak dan bagus-bagus semua, sementara slot untuk band agak terbatas,” Ungkap Oox Sinergi selaku pihak penyelengara ketika diundang talkshow pada program No Major Label di Radio Elfara FM Malang, Minggu malam (03/04) kemarin.
“Akhirnya setelah kami mendengarkan musiknya, termasuk mengamati dedikasinya pada komunitas serta keaktifannya di sosial media, akhirnya kita memutuskan enam band itu yang akan tampil di seri kedua. Mereka sekaligus cukup mewakili genre musik cadas yang ada di Malang – mulai dari punk, hardcore sampai metal,” tambahnya kemudian.
Kali ini, pihak penyelengara memang sengaja cuma memilih enam band saja, dan hanya tampil pada sesi malam hari saja. Alasannya karena selain kapasitas venue-nya yang agak kecil, juga supaya setiap band bisa manggung dalam durasi dan set yang lebih panjang.
Sesuai visi penyelenggara Road To Malang Underground Fest, mereka akan coba menampilkan potensi-potensi lokal terbaik yang dimiliki oleh skena musik cadas kota Malang. Sejak seri kedua ini, pihak penyelenggara memang mensyaratkan bagi band yang mau berpartisipasi untuk mengirimkan materi musiknya dalam bentuk CD (demo/album) untuk dikurasi terlebih dahulu. Ada dua spot strategis yang ditunjuk sebagai lokasi dropbox atau submit CD, yaitu di MLG Store dan Toko Houtenhand.
“Ini juga biar jadi pembelajaran, bahwa kami memakai sistem submit CD. Bukan registrasi yang kudu bayar dan jadi kurang selektif. Kayaknya metode yang kami pakai sekarang lebih mendidik dan fair. Kesempatan ini terbuka buat semua, band baru maupun band lama. Ini supaya adil saja dan semua dapat kesempatan yang sama,” jelas Ook Sinergi kemudian.
Ketika diajak flashback pada serial pertama Road To Malang Underground Fest di Godbless Cafe Malang, 06 Maret 2016, Ook Sinergi menerangkan dengan antusias, “Wah, kemarin kaget juga lihat penonton yang hadir kok banyak sekali. Jam empat sore itu tiket sebanyak 500 lembar sudah sold-out. Padahal masih banyak penonton di luar venue yang ingin nonton acara. Akhirnya kami menambah 100 tiket lagi dan langsung ludes juga. Itu pun masih banyak yang tidak kebagian di luar. Akhirnya setelah break maghrib, kita buka pintunya dan semua bebas untuk masuk. Kalau diitung-itung mungkin total ada sekitar 1000 orang yang menonton acara kemarin. Edan!”
“Iya, itu sungguh di luar prediksi kita sebelumnya. Awalnya kami cuma menargetkan sekitar 300 penonton saja yang mungkin hadir. Eh, ternyata membludak…” sambung Didit, salah satu penggagas acara sekaligus vokalis/gitaris No Man’s Land, band punk/oi! yang turut tampil dalam seri pertunjukan pertama tersebut. “Itu sudah melebihi ekspektasi kami. Responnya sangat luar biasa. Jujur, kami sempat gak siap dan bingung tiba-tiba harus menghadapi penonton sebanyak itu. Setelah koordinasi sebentar, akhirnya semua bisa kami antisipasi dengan baik. Buktinya kemarin tidak ada kerusuhan sama sekali. Tidak ada kerusakan juga di venue. Semuanya berjalan lancar dan tertib,” tambah Nawee, selaku tim produksi Road To Malang Underground Fest.
“Yang seru dan bahagia itu pas liat ternyata banyak teman-teman lama yang sengaja datang dari Jakarta, Bali, Surabaya, Kediri, dan luar kota lainnya hanya demi menonton acara kemarin, sekaligus reuni bertemu dengan sobat-sobat lawasnya. Itu bikin saya merinding. Mengharukan…” kata Ook Sinergi.
Kesuksesan dari seri pertama tersebut yang bikin pihak penyelenggara semakin antusias dalam menyiapkan hajatan yang kedua. Sejumlah perwakilan dari band juga turut menyampaikan kesan dan persiapannya jelang Road To Malang Underground #2 nanti.
“Senang sekali kami bisa maen di acara ini. Sebuah kehormatan tersendiri bagi Predator. Apalagi temen-temen TSC ini termasuk sahabat lama kami. Besok kami akan tampil maksimal dan membawakan materi lagu-lagu baru,” janji Nonot dari Predator, unit grind/death kawakan.
“Ya, tentu bangga sekali dong. Akhirnya kami bisa main bareng dengan berbagai band lintas generasi. Band lama dan band baru bisa kumpul bersama di situ. Seperti inilah scene musik Malang yang seharusnya!” ungkap Andhika dari Hellhound, band death metal yang lagi naik- daun di Malang.
Sebagai informasi, tiket untuk menonton Road To Malang Underground Fest #2 bisa langsung dibeli secara on the spot di venue pertunjukan seharga Rp.20.000,-. Tersedia pula paket tiket plus exclusive merchandise shirt seharga Rp.100.000,- dalam jumlah terbatas. Informasi yang lebih komplit tentang proyek festival musik ini bisa disimak melalui blog www.malangundergroundfest.wordpress.com.
“Ini sebenarnya masih pemanasan jelang acara kami yang agak besar lagi pada bulan Mei 2016. Skalanya nanti akan menjadi medium event. Rencananya kami akan memakai gedung Gajayana Malang, sebuah venue legendaris tempat komunitas TSC dulu pernah bikin acara Parade Musik Underground 2 ¼, tahun 1998 silam,” jelas Oox Sinergi.
“Kami tetap menunggu karya band-band baru yang berbahaya untuk di bulan Mei nanti. Band yang belum submit CD, segera saja menuju lokasi dropbox yang ditunjuk. Masih terbuka kok kesempatan buat semua,” kata Ook Sinergi. “Sekedar bocoran juga, kami sudah mengantongi beberapa nama band yang cukup legendaris dan berpengaruh bagi scene musik Malang untuk tampil di acara yang lebih besar itu. Siap-siap saja terkejut!”
Terkait
