Unit punk rock veteran asal kota Malang, No Man’s Land, baru saja merilis video musik untuk single anyar mereka bertajuk “True To Myself”. Lagu ini adalah salah satu track yang akan termuat dalam bakal album ketujuh mereka yang juga berjudul sama, True To Myself.
Album True To Myself rencananya akan dirilis oleh label rekaman asal Belanda, Aggrobeat Records, pada bulan Agustus 2017 nanti. Untuk distribusinya ke seluruh dunia juga dibantu oleh label rekaman Rusty Knife (Perancis) dan Has Been Mental (Perancis). Selain dirilis dalam format piringan hitam dan CD, album True To Myself juga dirilis dalam bentuk kaset khusus untuk pasar Indonesia.
Video musik “True To Myself” dikerjakan oleh Gaharu Jabal di Antz Music Studio (Malang), pada bulan Mei 2017 lalu. Menurut videografer yang juga aktif di sindikat dokumentasi iHeartgigs itu, proses take video-nya memakan waktu setengah hari, sepanjang siang sampai sore.
“Saya sedikit membedah lirik “True To Myself”, yang adalah purity. Bisa berarti jernih, murni, atau juga putih. Nah, akhirnya pendukung visualnya saya juga pakai background warna putih,” ungkap Gaharu Jabal tentang konsep dasar video musik ini. “Karena kalau soal kejujuran itu pasti digambarkan murni atau putih…”
Salah satu bagian lirik yang didedah itu seperti misalnya: “If life is short / So let be me true to my conscience / To the dignity of my own heart / Reach point in life / Be true to myself, alright!…”
“Kalau tambahan potongan visual yang besi berkarat itu maksudnya adalah sesuatu yang sudah pudar atau bisa fisik yang melemah. Kelihatannya memang seperti makin rusak, tapi ternyata secara psikis justru semakin kuat,” imbuhnya menggambarkan pesan lagu tersebut, sekaligus berkaca dari performa No Man’s Land yang dalam karir musiknya semakin tua-tua keladi.
Itu juga selaras dengan yang dikatakan frontman No Man’s Land, Didit Samodra, “Ini tentang apapun yang terlihat makin usang, berkarat, dan mulai pudar. Tapi memang semestinya ada nilai-nilai prinsip yang tetap tersisa dan kudu dijaga. Seperti misalnya integritas, kejujuran, ketulusan, kebenaran, otentik, etika, kehormatan, dan banyak lagi…”
“Lagu ini juga mengajak kita untuk berperilaku sesuai dengan apa yang diyakini dan melakukan apa yang dianggap benar. Tidak menjadi palsu atau berbohong. Karena jujur pada diri sendiri itu butuh keberanian untuk mau introspeksi diri, tulus, berpikiran adil dan terbuka,” jelas pria yang menulis hampir semua musik dan lirik lagu-lagu No Man’s Land tersebut.
Persis seperti yang ditulis Didit Samodra pada single terbarunya ini: “Let me stand tall / And rooted as a mountain / In the face of a world / Rise and fall / I’m not bound to win, but I bound to be true!…”
No Man’s Land terbentuk di kota Malang sejak tahun 1994. Didit Samodra dkk memainkan jenis musik Oi! dan merupakan salah satu band dengan riwayat karir yang paling panjang di kancah punk dan skinhead Indonesia. Hingga sekarang, diskografi No Man’s Land sudah mencakup enam album studio – plus sederet rekaman single, EP, split dan kompilasi internasional.
Sejak beberapa tahun terakhir, Didit Samodra dkk bergabung dengan label rekaman asal Belanda, Aggrobeat Records, yang memproduksi dan memasarkan segala produk rekaman No Man’s Land di pasar musik internasional. Album ketujuh, True To Myself, akan dirilis bulan Agustus 2017 dan bisa dipesan secara mail-order melalui situs https://www.aggroshop.nl/.
Terkait
