Unit indie-pop asal Jakarta, Fanarama, lebih senang menggolongkan musik mereka sendiri sebagai cluster-pop. Kata “pop” merupakan kata yang mereka anggap cukup fleksibel untuk mewakili musik mereka yang tidak terbatas pada suatu aliran musik tertentu, namun masih tetap dapat dengan mudah dinikmati. Sedangkan “cluster” merupakan kata yang mereka pilih untuk menggambarkan beragamnya genre dan gaya musik yang mereka ambil untuk mereka gabungkan ke dalam musik mereka.
Aktif sejak pertengahan tahun 2014, kuartet yang beranggotakan Aditya “Bebe” Permana (drum), Caesario Tsunami (gitar), Ruben Aditya Benjamin (gitar, vokal) dan Rizky A. Maulana (vokal, keyboard, synthesizer), sempat mengusung nama Noland Beyond sampai dengan pertengahan 2015, hingga akhirnya memutuskan mengganti nama menjadi Fanarama. “Fana” yang berarti sesaat dan “rama” yang bermakna sukacita merupakan dua kata yang mereka pilih untuk menggambarkan letupan kegembiraan yang mereka peroleh saat menemukan suatu karya yang dapat mewakili apa yang mereka rasakan, pikirkan atau alami. Letupan kegembiraan itu lah yang mereka ingin dapat rasakan dalam tiap musik yang mereka ciptakan, setidaknya bagi mereka sendiri.
Pada tanggal 24 Februari 2016 lalu, Fanarama merilis single debut mereka. Single yang berjudul Hilang tersebut bercerita tentang kehilangan sebagai suatu proses yang dapat membebani diri namun pada akhirnya akan selalu ada makna tersendiri di balik kehilangan yang dialami. Lagu berdurasi 3 menit 47 detik tersebut dapat didengarkan pada akun soundcloud resmi Fanarama.
[soundcloud url=”https://api.soundcloud.com/tracks/248646979″ params=”color=ff5500&auto_play=false&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false” width=”100%” height=”166″ iframe=”true” /]
