Berencana menyelesaikan rekaman pada akhir Maret 2020, Impromptu harus menahan rasa kecewa ketika wabah COVID-19 semakin parah. Dampak dari itu semua membuat hari di mana jadwal take vocal−proses paling akhir rekaman−seharusnya dilaksanakan pun batal. Alhasil, proses final tersebut ditunda sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan.
Menanggapi hal tersebut, Impromptu yang terdiri dari Resya (Bass, Vokal Latar), Satya (Gitar), Panji (Drum), dan Ubi (Vokal Utama, Synth) mencari cara agar tetap bisa menyuarakan semangat berkarya di tengah kondisi yang tidak ideal. Munculah ide merilis Demo yang materinya telah direkam di DS Records pada awal tahun 2020 dan telah melalui proses Mixing dan Mastering oleh Damar Puspito (Niskala) di 101 Records. Demo yang bertajuk ‘We Speak, We Dance, The Demo.’ berisi dua materi yang dirasa mewakili perasaan dan harapan mereka untuk teman-teman mereka yang terdampak oleh COVID-19 entah langsung maupun tidak langsung.
‘We Speak, We Dance, The Demo.’ ingin menyebarkan rasa optimisme kepada para pendengarnya lewat materi ‘Don’t Break’. Dengan lirik yang semangat, ditambah dengan pemilihan beat yang lincah, Impromptu berharap para pendengar bisa menikmati masa-masa self-quarantine dengan percaya diri dan penuh harapan akan hari esok. ‘Oh what a stupid thing if we keep on doing this? Oh what a waste!’ adalah potongan lirik yang bersikeras meyakinkan pendengar untuk melihat dirinya pantas untuk hal-hal yang lebih baik dan mulai bergerak.
Di sisi lain, materi ‘Closure’ yang dibuka dengan lebih tenang dan dreamy oleh perpaduan instrumen yang khas dari setiap personil menandakan percampuran banyak hal yang digabung menjadi satu terdengar kental pada bunyi delay di gitar, repetitive triplet note di bass, dan pukulan hi-hat tanpa henti di drum. ‘Closure’ ingin menjadi sahabat bagi pendengar yang gelisah pada hal-hal yang harus terjadi di luar rencana; khususnya karena hadirnya wabah COVID-19 yang tengah terjadi. ‘Closure’ bercerita tentang kegagalan dan penerimaan diri atas peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. ‘….yet us turns against, possessively blocking each other, and I’m the one who blame’ adalah penggalan lirik yang ingin menyadarkan pendengar bahwa kebanyakan manusia cenderung menyalahkan diri sendiri atas hal yang sebenarnya terjadi di luar kendali. Oleh sebabnya, ‘Closure’ berbisik dengan lembut bahwa everything’s gonna have closure, so either bad or good it turns out, it is more delightful to accept it and move on.

PROFILE
Impromptu adalah sebuah kelompok musik asal Yogyakarta yang terdiri dari 4 orang mahasiswa tingkat akhir beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta. Bertemu dari latar belakang yang berbeda-beda di bulan September 2019, mulai dari Resya Arva Vradana (Bass, Vokal Latar) yang menggeluti dunia Radio dan aktif di tim produksi salah satu band lokal, Satya Laksana Firmansyah (Gitar) yang memiliki dedikasi tinggi terhadap segala hal berbau Jepang, lalu ada Brigitta Globin Angela (Vokal Utama, Synth) yang aktif di kegiatan Teater serta aktivisme, dan juga Panji Salman Firdaus (Drum) yang disibukkan dengan kegiatan produksi film-film pendek di Yogyakarta. Warna musik dari Impromptu sendiri banyak dipengaruhi oleh musik-musik seperti Yorushika dan Sakanaction yang kemudian diberikan sentuhan-sentuhan tempo cepat seperti Two Door Cinema Club, Ram Di Dam, dan Apartment.
Instagram: @impromptutheband_
YouTube: Impromptu The Band
Bandcamp: Impromptu The Band
Email: bandofimpromptu@gmail.com
Narahubung : 0821-6749-6666 (Resya)
Terkait
