Berada jauh dari rumah ternyata tidak selalu berdampak negatif, setidaknya itulah yang dirasakan oleh solois/pianis Christabel Annora. Merantau ke Edinburgh, Skotlandia untuk melanjutkan pendidikan ternyata membuahkan sebuah kenangan berupa album yang diberi tajuk “Dari Jauh”. Album kedua dara asal Malang ini telah resmi dilempar ke berbagai gerai digital pada tanggal 25 Oktober 2019. Berisikan 11 nomor yang semuanya ditulis dalam Bahasa Indonesia, Christabel Annora tidak mampu menyembunyikan perasaan lega karena telah merampungkan proyek ini. “Pengalaman rekaman sealbum penuh di negara orang pastinya beda. Waktu rekaman, karena terbatas duit, jadi selama 3 jam harus bisa rekaman sebanyak-banyaknya. Nggak bisa yang santai gitu, dan harus udah siap banget materinya sebelum rekaman. Biar hemat!” cetusnya.
Pada album debutnya “Talking Days”, penyanyi sekaligus penulis lagu satu ini memberikan selingan berupa beberapa nomor berbahasa Inggris. Kali ini, ia mengungkapkan kerinduannya pada tanah air dengan menulis lirik dalam Bahasa Indonesia. Proses pembuatan album ini tergolong lebih rumit karena proses kolaborasi dengan musisi lain mengharuskan rekaman dilakukan di tempat yang berbeda-beda. Disinggung tentang perbedaan ‘arah’ musik dari album pertama dan karya terbarunya, Christabel Annora mengungkapkan, “Tidak terlalu berubah drastis. Musiknya masih saya ‘garap’ sendiri, dengan bantuan teman-teman di Malang dan Jogja, tapi dari segi tema dan bahasa untuk lirik, memang mengalami perubahan.”
“Dari Jauh” bisa dibilang lebih universal dari segi tema, tetapi semuanya diceritakan lewat lensa seorang Christabel Annora. “Album ini menyampaikan kerinduan, kebingungan, dan semua peristiwa yang saya amati dari jauh. Pesannya macem-macem, dari yang pengamatan tentang perdebatan, menyemangati, juga tentang bagaimana harusnya manusia bersikap ketika dihadapkan sebuah masalah. Jangan terlalu dipikir lah, bisa gila, hahaha…” sambung Ista – begitu ia akrab disapa. Penggunaan grand piano Bluthner Baby juga semakin menambah kesan jadul, gelap, dan melankolis di tiap dentingan melodinya. Lagu seperti “Mesin Waktu” yang dijadikan andalan, merupakan representasi sound terbaru dari musisi yang pernah berkolaborasi dengan Slank tersebut.
Semua lagu di album tersebut direkam di Edinburgh dengan bantuan Danny Herbert. Wilson Lisan, Octavianus Triangga, dan Noerman Rizky juga menyumbangkan talenta masing-masing sebagai kolaborator. Sedangkan Bambang Iswanto dari Nero Studio tetap dipercayakan sebagai sound engineer yang melakukan mixing dan mastering album “Dari Jauh”. Ditemani oleh sketsa ciptaan sang musisi sebagai artwork dari album, kesan sederhana dan minimalis menjadi daya tarik utama dari audio serta visual album.